Gadis Kecil Pembawa Perak



Gadis kecil pembawa perak ialah Ayesha Meldevira Medina Khadaf, sering juga dipanggil Ayesha atau Meldev. Anak kelahiran 12 Desember 2000 ini berzodiak sagitarius, dan juga pecinta masakan rumah yang dibuat oleh ibunya tercinta.
            Anak dari Asnawi Khadaf dan Ita Amini, sangat membanggakan bagi Provinsi Bali dan sekolahnya yaitu MTs Negeri Jembrana dalam ajang berlomba Tinggkat Nasional yang diadakan di Palembang pada tanggal 3-7 Agustus 2015 dan memperoleh perak sebagai juara ke II dalam bidang Biologi.
            Gadis kecil ini bercita-cita menjadi dokter, detektif, pembalap mobil F1. Ia lebih memilih pelajaran Biologi karena ia ingin mengetahui kejadian alam sekitar, menurutya biologi itu special. Hobinya antara lain : Mendengarkan music, belajar, membaca buku, tidur, dan makan.
            Ia juga mengagumi seorang B.J Habiebi, yaitu Presiden Indonesia yang ke-4, Karena menurutnya B.J Habiebi seorang anak bangsa yang sangat membanggakan bagi Indonesia. Jadi ia berkeinginan menjadi seorang anak bangsa yang bisa mencapari ajang Internasional.


Karya : Rizma Amarla Kisti
          Kelas : VIII A

SENYUMKU SHODAQAHKU


Siapa sih yang gak bisa senyum ,senyum itu membuatmu lebih tampan ataucantik
ini saya kasih contoh gambar gambar orang senyum :




Mudah kan senyum .
Senyum adalah shodaqah paling murah.selain itu senyum dapat membahagiakan diri dan orang lain.senyum juga bernilai sebagai ibadah oleh karena itu kita harus perbanyak senyum tetapi jangan sampai senyum senyum sendiri nanti disangka orang gila. 
 Senyum juga dapat diartikan cermin kebaikan atau amal sholeh Rasulallah bersabda "sesungguhnya pintu-pintu kebaikan itu banyak ia itu tasbih, tahmid, takbir, tahlil( zikir ), amar makruf nahi mungkar, membuat penghalang ( duri, batu ) dari pada jalan, menolong orang, sehinggakan senyum kepada saudara juga adalah sedekah."
 Manfa’at senyum untuk diri sendiri dan orang lain.senyum dapat menenangkan hati yang marah dan emosi oranglain dan diri sendiri.Anas Bin  M alik meriwayatkan, dia berkata “Suatu hari aku dan para sahabat berjalan bersama-sama Rasulullah s.a.w. Ketika itu baginda memakai selimut dari daerah Najran yang hujungnya agak kasar. Tiba-tiba baginda bertemu dengan seorang Badwi( Arab Pedusunan). Tanpa disangka, lelaki Badwi itu langsung menarik selimut Rasulullah s.a.w dengan kuat sehingga aku melihat kesan merah di bahu baginda. Lelaki Badwi itu dengan kasar berkata, “Suruh orangmu memberi harta Allah kepadaku yang engkau simpan sekarang juga!” Kelakuan kasar dan sombong si Badwi tersebut membuatkan para sahabat sangat marah dan ingin mengajarnya. Namun Rasulullah melayani sikap kasar lelaki Badui itu dengan senyuman dan berkata kepada kami dengan senyum manis pula, “Berilah lelaki ini makanan apa sahaja yang dia mau. Kami lantas memberi si Badui makanan yang dia pinta. Dan kami tidak jadi mengajar si Badui kerana senyuman Rasulullah s.a.w.( HR at-Tabrani no. 7695 )”Senyum juga menjadi obat hati pikiran dan jiwa Rasulallah bersabda Janganlah kamu terlalu membebani jiwamu dengan segala keseriusan hidup. Hiburkanlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu kerana jikalau jiwa terus dipaksa memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi keruh.” ( HR Ibnu Majah no. 1130)
   ketika kita berjumpa dengan teman atau saudara kita harus senyum meskipun dalam keadaan terkena musibah dan dalam keadaan apapunJangan lah kamu pelit senyum karena orang yang pelit senyum akan tidak disenangi banyak orang .
                                                                                                                      
!! Terima Kasih !!
By Hikamul Kirom

Menghindari MIRAS



Apakah minuman keras itu? Minuman keras adalah suatu minuman (yang) beralkohol yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan tubuh dan keselamatan kita. Sebenarnya pemerintah sudah melarang untuk tidak lagi mengkonsumsi minuman keras. Tetapi kita masih menjumpai banyak orang yang minum minuman keras?
Bahkan banyak para pelajar yang ikut minum minuman keras. Minuman keras tidak ada untungnya bagi diri kita, justru banyak dampak negatifnya. Mereka tidak menyadari apa yang telah mereka perbuat setelah minum minuman keras. Perbuatan itulah yang dapat merugikan bahkan juga dapat menjerumuskan mereka ke dalam hal yang tidak baik.

Selain itu nyawa kita juga dapat terancam, bila kita sedang mengendarai sepeda motor maupun kendaraan lainnya dan kita dalam keadaan mabuk. Kita ikut prihatin apabila terjadi kecelakaan yang hanya disebabkan oleh minuman keras. Apakah harus mengorbankan nyawa demi kesenangan sesaat yang tiada untungnya?

Pemerintah juga sudah berusaha untuk melarang beredarnya minuman keras, supaya tidak terjadi peristiwa yang tidak diinginkan. Misalnya, di jalan raya banyak terjadi kecelakaan fatal yang disebabkan oleh minuman keras. Lebih baik kita menghindari minuman keras agar kita terhindar dari berbagai peristiwa yang tidak baik. Maka tinggalkanlah minuman keras dan jadilah orang yang sukses tanpa miras. Demi meraih cita-cita yang telah kita harapkan dan masa depan kita yang cerah.
“HIDUP SEHAT TANPA MIRAS”
Oleh : Hendra Kurniawan (IX E)

Manusia Adalah Makhluk Pembelajar



Ada satu kata atau istilah, yaitu “belajar” yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Karena aktivitas belajar itulah yang membedakan manusia dengan makhluk lain seperti binatang misalnya. Karena aktivitas belajar pula yang mengantarkan seorang manusia menjadi berilmu, yang selanjutnya memosisikan manusia menjadi makhluk yang paling mulia di antara makhluk yang ada di muka bumi ini. Karena belajarlah, manusia bisa bertahan hidup dan bisa memenuhi apa yang menjadi kebutuhan hidupnya. Karena belajarlah, manusia bisa memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi. Karena belajarlah, manusia bisa mengembangkan budayanya, dan karena belajar pula, manusia bisa menguasai alam dan bisa mengubah wajah dunia ini.

Coba kita perhatikan bagaimana kehidupan binatang, apapun jenisnya. Binatang hanya mengandalkan instink untuk dapat memenuhi hidupnya dan mempertahankan kehidupannya, sehingga kehidupan binatang dari waktu ke waktu hanya begitu-begitu saja. Tidak ada binatang yang mampu mengembangkan kreativitas untuk memperbaiki derajat kehidupannya. Persoalan ada binatang yang dianggap pandai, sehingga dapat mengikuti perintah manusia, itu juga hanya sebatas instinknya saja, bukan hasil belajar.
Dalam kehidupan manusia, belajar adalah kata kunci yang menjadi ciri sekaligus potensi bagi umat manusia. Belajar telah menjadi atribut manusia. Potensi belajar merupakan kodrat sekaligus fitroh bawaan sebagai karunia dari Sang Maha Pencipta, Allah, swt. Belajar adalah kebutuhan hakiki dalam hidup manusia di muka bumi ini. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa belajar adalah “energi kehidupan” umat manusia yang dapat mengusung harkat kemanusiaannya menjadi sosok beradab dan bermartabat.
Belajar adalah suatu proses dan aktivitas yang selalu dilakukan dan dialami manusia sejak manusia di dalam kandungan, buaian, tumbuh  berkembang dari anak-anak, remaja sehingga menjadi dewasa, sampai ke liang lahat, sesuai dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat. Sebagaimana telah dituntunkan dalam Islam, belajar seharusnya sejak dalam buaian sampai ke liang lahat, minal mahdi ilal lahdi, from cradle to the grave.

Teori sains terakhir bahkan mengungkapkan bahwa calon manusia telah mulai belajar saat juataan sperma berjuang mencapai ovum dalam uterus. Jutaan sperma itu seolah saling berjuang, berebut dan berlomba mencapai ovum, banyak di antaranya yang gugur di tengah jalan. Uniknya, satu atau dua sperma (pada kasus kembar tidak identik) mencapai ovum dan terjadi konsepsi, sisa ribuan sperma yang lain mati dan menjadi nutrisi bagi ovum yang telah dibuahi. Ternyata… yang bermula dari satu atau dua sperma itu adalah kita, dan kitalah yang menjadi pemenangnya sebagai buah dari proses belajar, setelah melalui perjuangan panjang dan melelahkan. Demikianlah, calon manusia ini telah belajar berjuang, beradaptasi, bersaing, tetapi juga bekerja sama dan berkurban untuk kepentingan sesama.

Secara teoritik, belajar dapat dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dengan demikian buah dari proses belajar tersebut dapat berupa bertambahnya pengetahuan, adanya peningkatan keterampilan, semakin sempurnanya perilaku dan sikap serta semakin matang kepribadian. Dalam konteks proses memperoleh pengetahuan, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan (knowledge). Dalam perspektif sains, ada anggapan bahwa pengetahuan sudah terserak dan tersebar di alam semesta ini, tinggal bagaimana manusia bereksplorasi, menggali dan menemukan kemudian memungutnya, untuk memperoleh pengetahuan. Begitu pentingnya makna pengalaman yang berujung pada terjadinya pengendapan akan pengetahuan, sehingga muncul pepatah: pengalaman adalah guru yang paling baik, experience is the best teacher, dalam pepatah Minangkabau dinyatakan dengan sebutan; alam takambang menjadi guru atau alam berkembang menjadi guru.

Pada dasarnya semua manusia pernah mengalami atau memiliki pengalaman belajar yang sangat menakjubkan. Ketika bayi, kita mulai belajar menggerak-gerakkan organ tubuh, belajar mengidentifikasi, belajar berbicara, belajar berjalan dan sebagainya, nyatanya kita bisa bergerak, bisa mengenal lingkungan, bisa berbicara, dan bisa berjalan dengan sempurna. Artinya kita telah mampu berjuang menghadapi berbagai tantangan dalam belajar, seperti berkali-kali jatuh ketika belajar berjalan namun akhirnya berhasil dan sukses. Demikian pula ketika belajar naik sepeda, berapa kali kita jatuh dan terluka, namun kita tetap belajar terus tanpa menyerah dan akhirnya kita bisa naik sepeda bahkan berbagai kendaraan lainnya. Itu semua adalah pengalaman sukses belajar. Dalam berbagai sisi kehidupan lainnya masih banyak lagi pengalaman sukses belajar yang telah dan terus akan kita alami dari hari ke hari.

Akan tetapi dalam perkembangannya, manusia termasuk kita semua sering melupakan pengalaman sukses tersebut, atau barangkali justru tidak menyadari bahwa apa yang kita alami itu sebagai buah dari sukses belajar, sehingga tidak tumbuh keinginan untuk mengulangi dan menghadirkan sukses-sukses berikutnya dalam kehidupan yang lebih luas. Dari uraian di atas, dapat kita tarik bahwa sebenarnya aktivitas belajar merupakan suatu kebutuhan, bukan beban, bahkan setiap diri manusia telah dibekali potensi untuk mampu belajar (dalam arti luas).

Jikalau roh belajar tersebut sudah terpatri dalam setiap individu dan menjadikan belajar sebagai kebutuhan (need), niscaya budaya belajar (learning culture) dapat terbangun dan terwujud.
Jika budaya belajar sudah mengkondisi dalam suatu masyarakat sekolah (school community) niscaya prosesi ujian nasional, ulangan akhir semester atau eveluasi apapun tidak akan memicu kegalauan bagi para siswa, orang tua, maupun sekolah itu sendiri. Untuk itu upaya membangkitkan semangat belajar ini senantiasa menjadi tema yang menarik untuk didiskusikan.

Salah satu resep yang paling mujarab dalam membangun spirit belajar ini adalah dengan menumbuhkan dan membangun kesadaran dari dalam diri masing-masing, karena motivasi dari dalam lebih memiliki makna yang kuat dibanding dengan dorongan apalagi paksaan dari luar. Ingat falsafah telur? sebuah telur yang pecahnya dari dalam (karena dierami induknya niscaya akan membuahkan seekor makhluk baru, artinya ada buah yang berupa “kehidupan”, dan setiap kehidupan mesti akan memberi harapan. Lain halnya jika telur tersebut pecahnya dari luar, maka yang terjadi adalah kehancuran. Demikian pula dalam hal belajar, jika dorongan belajar berasal dari dalam diri setiap individu, tentu akan timbul pencerahan dan harapan. Akan tetapi kalau belajar harus dipaksa dari luar, yang terjadi adalah keterpaksaan yang pada gilirannya akan memicu kehancuran.
Untuk itu tulisan ini sengaja diangkat teriring harapan, semoga dapat menjadi referensi dalam menumbuhkan spirit belajar dari dalam diri bagi siapapun, baik siswa, guru, orang tua atau pembaca lainnya. Begitu indahnya makna belajar dalam kehidupan manusia dan begitu pentingnya mendorong spirit belajar sebagai identitas kemanusiaan, kiranya kita perlu merenungi pepatah China berikut :
Jika anda mempunyai rencana kehidupan satu tahun, tanamlah padi;
 jika anda mempunyai rencana kehidupan sepuluh  tahun, tanamlah pohon;
dan jika anda mempunyai rencana kehidupan sepanjang hayat, maka belajar, belajar , dan belajarlah.
Wallohu รค’lam, Semoga bermanfaat